Penyebab Biduran, Gejala, dan Cara Mengatasinya yang Tepat

 Penyebab Biduran, Gejala, dan Cara Mengatasinya yang Tepat

 Penyebab biduran pada umumnya adalah reaksi alergi pada suatu benda atau zat yang membuat sistem imun mengeluarkan zat histamin. Zat histamin inilah yang membuat munculnya berbagai tanda-tanda biduran.

Biduran atau kaligata adalah reaksi pada kulit yang ditandai dengan munculnya bentol berwarna kemerahan, disertai rasa gatal. Biduran yang disebut juga dengan urtikaria mampu nampak di seluruh bagian tubuh, lebih-lebih tidak jarang nampak secara tiba-tiba. 

Penyebab Biduran kudu diketahui sehingga mampu dihindari. Umumnya biduran bakal hilang dengan sendirinya atau mampu diredakan dengan mengonsumsi obat-obatan. Namun pada biduran kronis, biduran umumnya tidak kunjung hilang setelah lebih dari satu minggu dan terjadi secara berulang.

Berikut Liputan6.com rangkum berasal dari berbagai sumber, Sabtu (31/10/2020) mengenai penyebab biduran Bawang Putih Obat Biduran .

Sebelum mengetahui penyebab biduran, anda pastinya kudu mengenali penyakit ini terlebih dahulu. Kaligata atau biduran, atau yang dalam bahasa medis dikenal dengan urtikaria ini merupakan suasana di mana kulit punyai ruam yang menonjol dan gatal, nampak di keliru satu bagian tubuh atau menyebar ke daerah yang lebih besar.

Kondisi ini bukanlah penyakit yang membahayakan, namun mampu membuat anda merasa tidak nyaman waktu tidur atau sepanjang hari gara-gara sensasi gatal yang muncul. Biduran ini umumnya lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria. Kondisi ini mampu terjadi pada pasien dengan usia berapapun.

Biduran akut, juga dikenal sebagai urtikaria jangka pendek. Kondisi ini terjadi pada kira-kira 1 berasal dari 5 orang pada waktu khusus dan mampu dialami sekali dalam seumur hidup.

Sedangkan biduran kronis, atau urtikaria jangka panjang, lebih jarang terjadi. Urtikaria umumnya terjadi pada anak-anak, wanita di antara usia 30 – 60 th. dan orang dengan peristiwa alergi yang punyai tanda-tanda gatal-gatal.

Penyebab biduran terjadi waktu terpapar oleh reaksi alergi, bahan-bahan kimia pada makanan, sengatan serangga, paparan cahaya matahari, atau obat-obatan. Hal-hal tersebut membuat tubuh untuk mengeluarkan senyawa kimia yang disebut histamin.

Histamin ini bakal membuat pelepasan plasma dalam darah, sehingga membuat terjadinya rasa gatal dan pembengkakan jaringan di sekitarnya. Histamin dan zat kimia lain yang masuk ke dalam aliran darah inilah yang mampu jadi penyebab biduran.

Berikut lebih dari satu penyebab biduran secara umum:

Alergi Makanan. Penyebab biduran mampu terjadi gara-gara alergi makanan khusus layaknya telur, kerang, kacang tanah, atau buah beri. Bentol merah akibat biduran mampu langsung nampak sementara setelah seseorang makan makanan pemicu alergi, namun ada juga yang membutuhkan waktu lebih dari satu jam sebelum saat nampak gejala. Selain itu, biduran juga mampu dipicu oleh lebih dari satu bahan makanan tambahan, juga pewarna buatan dan pengawet.

Reaksi Terhadap Suhu. Penyebab biduran seterusnya adalah paparan cahaya matahari, suhu dingin, atau angin kencang. Hal ini lebih terkait kepada suasana kulit yang benar-benar peka dengan berbagai cuaca di luar ruangan. Selain dengan hindari pemicu gatal, dokter kemungkinan bakal meresepkan antihistamin untuk mengobati biduran akibat perubahan cuaca atau suhu.

Penyakit Tertentu. Biduran ternyata bukan sekadar rasa gatal dan bentol-bentol di kulit. Penyebab kaligata atau biduran juga mampu menandakan ada persoalan kesegaran pada tubuh. Pasien dengan penyakit lupus, limfoma, penyakit tiroid, hepatitis, maupun HIV sama-sama punyai tanda-tanda gatal-gatal mirip biduran. Namun, jenis bidurannya tergolong kritis sehingga mampu diatasi dengan dukungan obat-obatan.

Selain itu, menurut American Osteopathic College of Dermatology, 50 prosen persoalan urtikaria kritis disebabkan oleh penyakit autoimun, yakni waktu sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan tubuhnya sendiri. Penyakit tiroid merupakan keliru satu penyakit autoimun yang paling kerap dilaporkan oleh penderita biduran kronis, sesudah itu diikuti oleh keluhan rematik dan diabetes jenis 1.